KOMPAS.com - Dari Stasiun Bandara Soekarno-Hatta, calon penumpang pesawat dapat menuju ke terminal keberangkatan dengan menumpangi kendaraan gratis, yaitu shuttle bus ataupun kereta layang (kalayang).
Dari dua pilihan tersebut, kereta layang bisa jadi pilihan terbaik karena aksesnya lebih mudah dan waktu tempuh perjalanan lebih singkat.
"Kalau mau yang (durasinya) cepat, disarankan naik sky train (kalayang) saja," kata petugas keamanan di Stasiun Kereta Bandara Internasional Soekarno Hatta kepada Kompas.com, Kamis (13/4/2023).
Baca juga: Cara Naik Kereta Layang dari Stasiun Bandara Soekarno Hatta
Khusus penumpang yang baru pertama kali naik kalayang di Bandara Internasional Soekarno Hatta, simak rute dan jam operasional kalayang berikut.
Kalayang Bandara Internasional Soekarno Hatta melayani rute dari dan menuju Terminal 1, Terminal 2, Stasiun Bandara, dan Terminal 3. Di setiap terminal, rute kalayang dibagi menjadi dua jalur, yaitu jalur A dan jalur B.
"Pertama-tama, kalayang jalur A menuju ke terminal 1, lalu balik kembali menuju terminal 2 dan 3. Setelah itu disusul jalur B, gantian," kata petugas keamanan di Stasiun Kereta Bandara kepada Kompas.com, Kamis (13/4/2023).
Jam operasional kalayang Bandara Soetta
Kereta layang Bandara Internasional Soekarno Hatta melayani penumpang setiap hari mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.
Baca juga: Bandara Soekarno-Hatta Sediakan Bus Gratis Angkut Penumpang ke Gate 22-28 di Terminal 3
Jarak waktu operasional antar jalur kalayang yaitu sekitar 13 menit. Sementara waktu yang dibutuhkan untuk berpindah antar terminal menggunakan kalayang yaitu sekitar tiga hingga lima menit.
Kalayang di Bandara Internasional Soekarno Hatta
Selain memperhatikan jam operasional kalayang, kamu juga perlu mempertimbangkan waktu sampai di Stasiun Bandara jika akan melanjutkan perjalanan menggunakan Kereta Bandara.
Baca juga: 7 Cara Bayar Tiket Kereta Bandara Soekarno-Hatta, Pakai Apa Saja?
Serta memperhatikan waktu keberangkatan pesawat jika hendak menuju ke terminal bandara menggunakan kalayang.
BANGKAPOS.COM - Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau yang kini dikenal dengan nama Kereta Whoosh sudah resmi beroperasi, Senin (2/10/2023). Lantas bagaimana rute menuju ke sana?
Peresmian kereta tercepat se-Asia Tenggara itu dilakukan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Stasiun Halim, Jakarta,
"Dengan mengucapp bismillahiromanirohim kereta cepat Jakarta Bandung Whoosh saya nyatakan dioperasikan," kata Jokowi dikutip dari Tribunnews, Senin (2/10/2023).
Presiden Jokowi lantas menjelaskan soal nama Whoosh yang kini disematkan untuk KCJB tersebut.
"Dengan kecepatan 350 km per jam. Kereta Cepat ini kita namakan Whoosh, W, H, o, o, S, h, dibaca whooosh," katanya.
Dengan jalur sepanjang 142,3 km, proyek yang diharapkan bisa menjadi kereta modern ini membentang dari Stasiun Halim Jakarta Timur hingga Stasiun Tegalluar di Bandung bagian timur.
Jika dihitung, jumlah stasiun pemberhentian untuk perjalanan menggunakan kereta cepat ini sebanyak empat stasiun dengan satu depo. Mulai dari Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang, serta Stasiun Tegalluar yang sekaligus menjadi depo.
Untuk penggunaan stasiun Padalarang, nantinya menjadi stasiun Hub yang menghubungkan layanan kereta cepat dengan kereta api. Penggunaanya untuk melayani penumpang dari Bandung bagian barat dan Bandung kota. Sementara itu, Bandung bagian timur dilayani dari Stasiun Tegalluar.
Adapun harga tiket Kereta Cepat Jakarta Bandung, pihak KCIC mengklaim berdasarkan hasil studi tarif kereta cepat yaitu sebesar Rp350.000 untuk rute paling jauh. Sedangkan untuk jam operasionalnya mulai dari 05.30 WIB hingga 22.00 WIB.
Lantas bagi kamu yang dari luar Jakarta, jika ingin menggunakan transportasi ini, kamu harus melewati sejumlah rute.
Berikut ini transportasi umum menuju Stasiun Halim Perdanakusuma.
Transjakarta merupakan transportasi Bus Rapid Transit (BRT) yang sudah beroperasi sejak tahun 2004 di Jakarta, Indonesia.
Transjakarta bisa memulainya dari halte busway Monas, kemudian ke Koridor 9C menuju Pinang Ranti dan turun di Cawang UKI.