Musim Penghujan, Ketahui Penyebab Badai Petir Bisa Terbentuk
Jumat, 30 Desember 2022 - 11:00 WIB
VIVA Tekno – Badai guntur atau disebut juga dengan badai petir adalah kondisi atau bentuk cuaca yang disebabkan oleh awan cumulonimbus (Cb). Badai petir biasanya ditandai dengan kilat dan petir.
Melansir laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), terbentuknya badai guntur dapat terjadi karena tiga hal yakni uap air, ketidakstabilan/instabilitas udara, dan mekanisme pengangkatan massa udara (lifting).
Dalam kondisi badai, udara dikatakan tak stabil jika ia terus naik ketika ada dorongan ke atas. Suatu massa udara yang tidak stabil dicirikan oleh udara panas lembab di dekat permukaan dan udara dingin yang kering di atasnya.
Ketika kumpulan udara yang naik mengalami pendinginan, sebagian uap airnya akan terkondensasi membentuk awan cumulonimbus (Cb), yang umumnya disebut badai guntur (badai petir).
Siklus Badai Guntur hingga Dapat Menghasilkan Hujan
Dalam situsnya, BMKG menjelaskan bahwa semua badai guntur terbentuk dari sel badai guntur.
Sel thunderstorm ini memiliki ciri khusus yaitu siklus hidupnya hanya sekitar 30 menit. Siklus hidup sebuah badai guntur dapat digambarkan dengan tahapan berikut ini.
1. Pada tahap menjadi towering cumulus (Cu), sebuah awan Cu mulai tumbuh secara vertikal mencapai ketinggian hingga 6 km.
Massa air di dalamnya menampilkan fitur updraft atau udara yang bergerak ke atas dengan beberapa aliran turbulensi terjadi di sekeliling tepi awan.
Petir menyambar akibat cuaca buruk.
Selain bagian depan, bentuk rupa bumi (terrain) juga dapat menyebabkan pengangkatan udara, seperti ketika aliran udara melalui daerah pegunungan maka angin akan dipaksa naik melewati lereng pegunungan.
Siklus Badai Guntur hingga Dapat Menghasilkan Hujan
Dalam situsnya, BMKG menjelaskan bahwa semua badai guntur tersusun berawal dari sel badai guntur.
Sel thunderstorm ini memiliki ciri khusus yaitu siklus hidupnya hanya sekitar 30 menit. Siklus hidup sebuah badai guntur dapat digambarkan dengan tahapan berikut ini.
1. Pada tahap menjadi towering cumulus (Cu), sebuah awan Cu mulai tumbuh secara vertikal mencapai ketinggian hingga 6 km.
Massa udara di dalamnya didominasi adanya updraft atau udara yang bergerak ke atas dengan beberapa aliran turbulensi eddy di sekeliling tepi awan.
2. Pada saat thunderstorm mencapai tahapan matang, awan dapat berkembang menjulang sangat tinggi, seringkali mencapai 12 km atau lebih.
Bahkan di puncak awan badai guntur, dapat mencapai lapisan tropopause, lapisan pembatas di mana segala unsur oksigen maupun karbondioksida sudah tidak ada. Akibatnya, hujan dihasilkan dan gaya friksi ke bawah terdesak oleh butiran‐butiran air hujan yang turun di sekitar wilayah udara yang menghasilkan downdraft (udara yang bergerak ke bawah).
Kemudian proses pendinginan massa udara akibat penguapan butiran‐butiran air hujan akan meningkatkan kecepatan downdraft.
Laju updraft dan downdraft relative lemah, yaitu sekitar 10m/detik, dan keduanya dapat saling mempengaruhi/bercampur.
3. Pada tahap peluruhan, hujan akan menyebar ke seluruh bagian awan badai guntur dan downdraft menjadi lebih luas.
Updraft semakin melemah, badai mulai kehabisan suplai udara panas yang lembab sebagai bahan bakarnya, dan akhirnya awan badai guntur akan meluruh.
Hujan ringan dan angin dapat tetap berlangsung untuk sementara waktu pada tahap ini, sebelum yang tertinggal hanya sisa‐sisa awan anvil bagian dari cumulonimbus.
Pemicu Proses Terjadinya Badai Guntur
Secara umum, badai guntur memerlukan faktor pemicu agar bisa berkembang. Faktor ini dikenal dengan mekanisme awal yang menimbulkan gerakan massa udara ke atas.
Suhu di lapisan paling bawah atmosfer meningkat sangat cepat pada sore atau malam hari karena pemanasan daratan dan udara panas akan cenderung bergerak naik.
Pengangkatan (lifting) juga dapat disebabkan oleh adanya front, terutama front dingin dan dry?lines. Front adalah tempat transisi pertemuan massa udara yang berbeda.
Petir yang membentuk rangkaian burung.
2. Pada saat badai petir mencapai tahapan matang, awan dapat berkembang dengan sangat tinggi, seringkali mencapai 12 km atau lebih.
Bahkan di puncak awan badai guntur, dapat mencapai lapisan tropopause, papan lapisan di mana segala unsur oksigen maupun karbondioksida sudah tidak ada. Akibatnya, hujan dihasilkan dan gaya gesekan ke bawah terdesak oleh butiran-butiran air hujan yang turun di sekitar wilayah udara yang menghasilkan downdraft (udara yang bergerak ke bawah).
Kemudian proses pendinginan massa udara akibat penguapan butiran-butiran air hujan akan meningkatkan kecepatan downdraft.
Laju updraft dan downdraft relatif lemah, yaitu sekitar 10m/detik, dan keduanya dapat saling mempengaruhi/bercampur.
3. Pada tahap peluruhan, hujan akan menyebar ke seluruh bagian awan badai guntur dan downdraft menjadi lebih luas.
Updraft semakin melemah, badai mulai kehabisan suplai udara panas yang lembab sebagai bahan bakarnya, dan akhirnya awan badai guntur akan meluruh.
Hujan ringan dan angin dapat tetap berlangsung untuk sementara waktu pada tahap ini, sebelum yang tertinggal hanya sisa-sisa awan bagian anvil dari cumulonimbus.
Suhu di lapisan paling bawah atmosfer meningkat sangat cepat pada sore atau malam hari karena pemanasan daratan dan udara panas akan cenderung bergerak naik.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Badai petir kering adalah sebuah badai petir yang menghasilkan petir, namun sebagian besar atau seluruh presipitasinya menguap sebelum mencapai tanah.[1] Petir kering merujuk kepada serangan-serangan petir yang terjadi masa situasi tersebut.
©2024 iStockphoto LP. Desain iStock adalah merek dagang iStockphoto LP.
Tentu saja, disertai dengan badai petir, angin bisa sangat kencang dan daerah akan mungkin berkabut.
Of course, with the thunderstorms themselves, the winds could be quite strong and areas of fog are possible.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Badai petir, juga disebut badai guntur (bahasa Belanda: onweer, bahasa Inggris: thunderstorm) adalah bentuk cuaca yang dikenali dari munculnya dimana pada guntur dan petir ini terdapat suatu muatan muatan elektron yang bersebaran di awan serta pada kecepatan angin tertentu badai petir dapat menyebabkan sebuah tornado besar.[1]
Jika jumlah air yang terkondensasi dan kemudian diendapkan dari awan diketahui, maka energi total badai petir dapat dihitung. Dalam badai petir tertentu, sekitar 5×108 kg uap air terangkat, dan jumlah energi yang dilepaskan saat mengembun adalah 1015 joule. Setara besarnya dengan energi yang dilepaskan dalam siklon tropis, dan lebih banyak energi daripada yang dilepaskan selama ledakan bom atom di Hiroshima, Jepang pada tahun 1945.[2]
Data dari Fermi Gamma-ray Burst Monitor menunjukkan bahwa sinar gamma dan partikel antimateri (positron) dapat dihasilkan dalam badai petir yang kuat.[3] Positron antimateri kemungkinan terbentuk dalam kilatan sinar gamma terestrial (SGT). SGT adalah semburan singkat yang terjadi di dalam badai petir dan terkait dengan kilat. Aliran positron dan elektron bertabrakan lebih tinggi di atmosfer untuk menghasilkan lebih banyak sinar gamma.[4] Sekitar 500 SGT dapat terjadi setiap hari di seluruh dunia, tetapi sebagian besar tak terdeteksi.
Badai petir terjadi di seluruh dunia, bahkan di wilayah kutub sekalipun, dengan frekuensi terkuat di daerah hutan hujan tropis, di mana badai petir terjadi setiap hari. Kampala dan Tororo di Uganda telah dianggap sebagai tempat paling banyak petir di Bumi,[5] gelar ini juga diberikan pada Bogor di Jawa, Indonesia atau Singapura.
Beberapa badai petir terkuat dan berbahaya terjadi di Amerika Serikat terutama di Midwest dan negara bagian selatan. Badai tersebut dapat membuat sebuah tornado. Setiap musim semi, pemburu badai pergi ke Great Plains Amerika Serikat dan Canadian Prairies untuk menjelajah aspek visual dan ilmiah badai dan tornado.
Petir adalah sebuah kejutan listrik yang terjadi dalam sebuah badai petir. Dapat terlihat dalam bentuk garis terang dari langit. Temperatur kejutan petir dapat lima kali lebih panas dari permukaan matahari.[6]
Bobo.id - Teman-teman, tentu sudah pernah mendengar tentang badai petir.
Badai merupakan jenis fenomena alam sekaligus bencana yang sering terjadi di beberapa wilayah negara tertentu.
Menurut NOAA National Severe Storms Laboratory, badai paling sering menyerang semua tempat di Amerika, teman-teman.
Namun, badai terkuat yang pernah tercatat justru melanda Filipina, tepatnya pada bulan September 2018, yakni Topan Super Mangkhut.
Faktanya, ada beragam jenis badai yang terjadi di Bumi, salah satunya badai petir yang akan kita pelajari kali ini.
Bersumber dari National Geographic, para ilmuwan sedang mengalami kesulitan dalam memprediksi badai petir malam.
Berbeda dengan badai petir di siang hari, para ahli meteorologi sulit memperkirakan seberapa buruk badai petir malam akan terjadi.
Kadang kala, ada badai petir malam yang muncul bahkan ketika siang hari tampak cerah.
Sesuai namanya, badai petir malam adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan badai petir yang terjadi di malam hari.
Badai petir biasanya disebabkan oleh udara, kelembaban, dan perbedaan suhu yang tidak stabil dalam atmosfer.
Pada saat tersebut, listrik statis dapat terkumpul dan melepaskan diri dalam bentuk kilatan petir, yang kemudian diikuti suara guntur.
Baca Juga: Mengenal Emi Koussi, Fenomena Alam Puncak Tertinggi di Kawasan Sahara
Menghasilkan cahaya, kilatan petir dapat mengubah warna langit malam dari gelap menjadi terang sejenak.
Warna kilatan petir bervariasi dari putih terang hingga merah, ungu, atau bahkan biru, tergantung pada jenis badai dan komposisi atmosfer.
Badai petir sering kali juga merupakan bagian dari pola cuaca ekstrem yang dapat mencakup hujan deras, angin kencang, dan hujan es.
Di beberapa daerah tertentu, badai petir juga bisa menyebabkan banjir dan kerusakan bangunan dan properti milik manusia.
Ilmuwan lebih mudah memprediksi badai petir di siang hari karena adanya dorongan sinar matahari yang memanaskan permukaan bumi.
Gabungan antara udara hangat dan lembap yang naik melalui atmosfer, akan bertemu dengan udara dingin.
Kemudian, udara hangat akan mendingin, angin mengembun membentuk hujan, dan udara dingin tenggelam ke permukaan tanah.
Nah, badai petir malam hari juga disebabkan oleh beberapa faktor yang sama seperti badai saat siang. Namun, cara faktor alam berinteraksi sangatlah berbeda.
Pada malam hari, lapisan udara di dekat permukaan tanah lebih sejuk dan stabil, sehingga badai petir terbentuk di wilayah aktif yang stabil ini.
Menurut perkiraan, badai petir malam lebih sering terjadi pada ketinggian 500-1.000 meter di atas permukaan tanah.
Ukuran tinggi ini setara dengan dua hingga tiga kali tinggi Menara Eiffel.
Baca Juga: Punya Lapisan Batu yang Mengagumkan, Ini 5 Keunikan Fenomena Alam Grand Canyon
Dengan ketinggian tersebut, maka badai petir di malam hari tidak bisa mendapatkan udara hangat dan lembap dari permukaan tanah.
Akhirnya, badai ini memerlukan udara untuk membawa panas dari Teluk Meksiko, dibantu oleh atmosfer di atasnya.
Badai petir malam bisa sangat berbahaya, karena kilatan petir dapat merusak properti, menyebabkan kebakaran, dan bahkan menjadi ancaman bagi keselamatan manusia.
Oleh karena itu, penting untuk berada di tempat yang aman dan menjauhi daerah terbuka selama badai petir berlangsung.
Badai petir di seluruh dunia sering dipantau oleh lembaga cuaca dan dapat digambarkan dalam peta badai petir.
Data badai petir ini dapat membantu meramalkan perkembangan cuaca dan memperingatkan masyarakat tentang bahaya badai.
Artikel ini dibuat dengan bantuan AI dan diperiksa ulang oleh Redaksi Bobo.id.
Apa nama badai terkuat yang pernah terjadi di bumi?
Petunjuk: cek di halaman 1!
Lihat juga video ini, yuk!
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
AIA Healthiest Schools Dukung Sekolah Jadi Lebih Sehat Melalui Media Pembelajaran dan Kompetisi
Pemicu Proses Terjadinya Badai Guntur
Secara umum, badai guntur memerlukan faktor pemicu agar bisa berkembang. Faktor ini dikenal dengan mekanisme awal yang menimbulkan gerakan massa udara ke atas.
Suhu di lapisan paling bawah atmosfer meningkat sangat cepat pada sore atau malam hari karena pemanasan daratan dan udara panas akan cenderung untuk bergerak naik.
Pengangkatan (lifting) juga dapat disebabkan oleh adanya front, terutama front dingin dan dry‐lines. Front adalah tempat transisi pertemuan massa udara yang berbeda.
Selain front, bentuk rupa bumi (terrain) juga dapat menyebabkan pengangkatan udara, seperti ketika aliran udara melalui daerah pegunungan maka angin akan dipaksa naik melewati lereng pegunungan.
Badai guntur atau disebut juga dengan badai petir adalah kondisi atau bentuk cuaca yang disebabkan oleh awan cumulonimbus (Cb). Badai petir biasanya ditandai dengan kilat dan petir.
Melansir laman Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), terbentuknya badai guntur bisa terjadi karena tiga hal yakni uap air, ketidakstabilan/instabilitas udara, dan mekanisme pengangkatan massa udara (lifting).
Dalam kondisi badai, udara dikatakan tak stabil jika ia terus naik ketika ada dorongan ke atas. Suatu massa udara yang tidak stabil dicirikan oleh udara panas lembab di dekat permukaan dan udara dingin yang kering di atasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika sekumpulan udara yang naik mengalami pendinginan, sebagian uap airnya akan terkondensasi membentuk awan cumulonimbus (Cb), yang umumnya disebut badai guntur (thunderstorm).